Minggu, 19 Desember 2021

JTSXL 14 - Kisah Bhiksu Liang Xiu

 

 

Kutipan “Jing Tu Sheng Xian Lu” (Kisah Para Praktisi yang terlahir di Alam Sukhavati)

Dinasti Qing (1636-1912), Kisah Bhiksu Liang Xiu

 

Pada zaman Dinasti Qing ada seorang Bhiksu Liang Xiu, ia berasal dari daerah Zhenhai di Provinsi Zhejiang. Saat masih muda, ia pernah bekerja di kantor pos Kota Zhenjiang.

 

Ia akrab dengan Bhiksu Cong Qian yang tinggal di sebuah pondok kecil di puncak Jiulian, Gunung Baohua, Provinsi Nanjing. Pada suatu hari, ia tiba-tiba sadar akan ketidakkekalan dunia ini, lalu membawa koper dan naik ke atas gunung, memohon Bhiksu Cong Qian agar dapat menerimanya menjadi murid dan menahbiskan dirinya. Setelah mengambil sila KeBhiksuan, Bhiksu Liang Xiu melafal Amituofo dengan sepenuh hati, bertekad terlahir ke Alam Sukhavati.

 

Kemudian, Bhiksu Cong Qian hendak pergi ke Cixi, yang sekarang merupakan Vihara Jin Xian di Kota Cixi, Provinsi Zhejiang, untuk mengurus vihara tersebut. Jadi, Bhiksu Liang Xiu pun ikut pergi ke Cixi.

 

Saat itu, ada seorang praktisi yang bernama Ye Ming-nian, sangat mengagumi pelatihan diri Bhiksu Liang Xiu. Jadi ia pun membangun sebuah vihara kecil yang di dalamnya terdapat lima kamar, untuk dipersembahkan kepada Bhiksu Liang Xiu. Semua kebutuhan yang diperlukan Bhiksu, dipersembahkan oleh Upasaka Ye Ming-nian.

 

Bhiksu Liang Xiu tinggal di vihara kecil itu cukup lama, di dalam vihara tidak ada barang yang berlebihan, hanya meninggalkan setumpuk abu sisa pembakaran kayu, siapapun tidak tahu apa alasannya. Bhiksu sangat jarang menerima tamu ataupun berbincang dengan orang lain, di sampingnya hanya ada seorang praktisi tua yang membantunya.

 

Kemudian, sampai pada zaman Dinasti Qing, tahun pertama dari Era Xuantong, yaitu tahun 1909, pada suatu hari, Bhiksu Liang Xiu tiba-tiba pergi ke rumah praktisi Ye Ming-nian, dan berpamitan padanya,“Saya akan segera pergi!” “Anda telah menjaga dan memberi perhatian pada saya selama bertahun-tahun, budi kebajikanmu hanya bisa saya balas, setelah saya terlahir ke Alam Sukhavati.” Praktisi Ye pun mengundangnya untuk makan siang di rumah, setelah makan, Bhiksu berpamitan dan kembali ke vihara.

 

Keesokan harinya usai sarapan, Bhiksu Liang Xiu berkata pada praktisi tua yang menjaganya, “Hidangan siang hari ini, anda santap sendiri saja, saya tidak perlu makan lagi.” Praktisi tua mengira Bhiksu ada keperluan dan hendak pergi keluar.

 

Lalu sampai pada siang hari, praktisi tua seperti biasanya memasak hidangan siang, selesai masak, ia pun mengundang Bhiksu untuk makan siang, ia sudah memanggil beberapa kali, tetapi Bhiksu tidak menjawab, praktisi melihat pintu kamar setengah terbuka, lalu mendorong pintu dan masuk.

 

Ia melihat Bhiksu Liang Xiu berdiri di dalam kamar, tangan kanannya memegang tasbih dan diletakkan di depan dada, tangan kirinya terulur ke bawah. Praktisi tua memanggilnya, ia tidak menjawab, mendorongnya, ia juga tidak bergerak. Saat itu praktisi tua baru sadar, ternyata Bhiksu telah terlahir ke Alam Sukhavati. Ia kemudian segera memberi tahu praktisi Ye Ming-nian.

 

Praktisi Ye setelah mendengar kabar tersebut, segera membawa beberapa orang pergi ke vihara kecil tersebut, hanya melihat Bhiksu Liang Xiu masih berdiri di dalam kamar dan tidak bergeming. Orang-orang berseru, dapat terlahir ke Alam Sukhavati dengan posisi berdiri seperti ini, benar-benar sangat jarang ditemukan dan jarang terdengar!

 

Kemudian, menyingkap lengan kiri jubah Bhiksu, ada sesuatu di genggaman tangannya, itu adalah 30 keping uang. Di jari tangan Bhiksu juga ada bekas abu, barulah diketahui bahwa tumpukan abu di dalam kamar itu ternyata adalah tempat penyimpanan harta selama hidupnya. Bhiksu meninggalkan uang ini, agar setelah wafat, tidak merepotkan orang lain, niat ini benar-benar mendalam dan sangat memikirkan orang lain!

 

Seumur hidupnya, Bhiksu Liang Xiu memiliki keyakinan mendalam dan tekad menyeluruh pada Alam Sukhavati, sepenuh hati melafal Amituofo berkesinambungan tidak terputus, terakhir, ia mengetahui kapan waktunya terlahir ke Alam Sukhavati, dan meninggal dengan posisi berdiri. Tingkatan teratai-nya pasti sangatlah unggul!

 

Video :

https://youtu.be/EgBSX0LXGM4

 

《淨土聖賢錄》

清良修

良修,浙江鎮海人,少時供職鎮江信局。素與金陵寶華山,九蓮峰茅篷,從乾和尚善。一日厭世無常,因肩行李,登山求從師剃度。受具後,一心念佛,決志往生。後從師主席慈溪金仙寺,良亦隨至甬,有葉鳴年居士,喜其道行,另建小庵五楹居之,凡諸所需,悉葉供給。庵居有年,室無長物,獨留草灰一堆,不知其故。有人來,少接談,唯一近侍老傭供役使。至宣統初年,一日奔至葉家請假,雲吾當行矣,荷承照拂,須生西後再為報。葉留午飧,作別回庵。次日早膳後,謂侍人曰,午飯汝自吃,吾不用矣。侍人以為有公外出。及午,照常炊爨,飯熟,請午飧,連喚不應,但見室門半開。推門入,見其右手執念珠於胸前,左手垂袖向下,呼不應,推不動。侍人急奔報葉,言良師去矣。葉聞言,即命數人相隨到庵,見其立於室中,巍然不動,真罕見聞之希有事。揭其左袖,見手中有物,出而數之,是銀幣三十圓。復見手指有灰,始知其灰堆,即為一生藏蓄財產之廚櫃。蓄此,以免身後累人,用意深且良矣。如此一生信願,綿密修持,預知時至,屹然立化,往生品位必高。